Upacarah mebayuh oton merupakan salah satu upacara manusa yadnya yang bertujuan untuk membebaskan manusia dari derita bawaan atau karma wasana atau dari sifat2 buruk yang dibawa sejak lahir, sebagaimana dalam ajaran agama hindu manusia terikat oleh hukum karma..
Yang dimaksud dengan otonan adalah hari kelahiran bagi umat hindu yang datang setiap 210 hari, berdasarkan perhitungan pancawara, saptawara, dan wuku yang berbeda..
TUJUAN MEBAYUH OTON
pelaksanaan mebayuh dalam agama hindu dibali mempunyai maksud dan tujuan yaitu menyelamatkan manusia dari akibat keburukan hari lahir dan unsur karmaphala yg buruk dan masih melekat pada diri manusia serta menyucikan pengaruh buta kala yg melekat pada diri manusia yang selajutnya dapat menolong hidup manusia,
Kedua membentuk karakter anak.
Upacara bayuh oton dipercaya dapat memperbaiki sifat buruk seseorang yg dibawa sejak lahir dengan cara pebayuhan atau pembersihan jasmani dan rohani.
MENGHILANGKAN DERITA BAWAAN
jika digali lebih dalam kata karma merujuk pada pengertian suatu tindakan atau akumulasi berbagai tindakan yg baik atau yg tidak baik, telah terjadi mengikuti jalan pikiran yg sudah dipolakan, terstruktur sesuai dgn intelektualitas orang yg bersangkutan.
Tindakan yg telah terjadi membawa dampak/konsekwensi tertentu, maka tidakan baik atau yg tidak baik dilatarbelkangi oleh kesadaran memberikan stigma dlm kurun waktu tak terbatas..
Namun pada sisi lain tindakan yg didahului oleh suatu pikiran sadar terlebih dahulu namun tindakan itu sudah muncul bersifat reflek atau yg dilakukan semasa bayi..
Wasana dikatakan sebagai bekas2 dari tindakan yg sudah dilakukan terlepas dari pikirannya sendiri atau dari pola pikir orang lain..
Upacara ritual bayuh oton pada pewetonan umat hindu biasanya melibatkan pemangku dan sulinggih untuk upacara bayuh oton agung,sumber pelaksanaan bayuh agung maupun bayuh oton sesuai dengan refrensi yakni lontar pewacakan dan wrhaspatikalpa.
Rentetan bayuh oton dimulai dari mewacakan atau metenung untuk mengetahui tentang karakteristik anak, dimana sebelum seorang dibayuh maka diwacak atau ditenung pada orang yang bisa atau wajar melakukan hal ini seperti balian, pemangku atau pedanda, pada umumnya mereka telah memiliki lontar yg dipakai mewacakan atau metenung..
Pelaksanaan bayuh oton apabila dilihat dari rentetannya menunjukan tempat pelaksaan berbeda,misalnya saja tempat prosesi melukat tidak hanya dilakukan digriya melainkan ada yg dilakukan disegara..
Setelah prosesi ritual penglukatan selesai barulah sang anak akan melakukan proses upacara bayuh oton..
Ritual bayuh dilaksanakan berdasarkan pada hasil pewacakan kelahiran dari ekawara hingga dasawara..
Pada umumnya pewetonan saat bersamaan dengan bulan purnama dianggap saat paling baik melaksanakan ritual bayuh agung, karena dianggap waktu paling sempurna untuk pemberian dan pengembalian kekuatan pada diri seseorang...
Dalam pelaksanaan bayuh oton ditemui beberapa jenis banten, biasanya dalam pelaksanaannya akan ada perbedaan jenis banten atau upakara yg dipergunakan, perbedaan ini dikarenakan wewaran atau wuku punya pengaruh tersendiri terhadap kelahiran manusia..
Wewaran atau wuku punya sifat tersendiri, sehingga masing2 punya banten pebayuhan yg dipakai mebayuh...
Misalnya pada budha wage menail:
BUDHA: penebusan sarwa 7
Sesayutnia purna suka nasi kuning misi saur sambal delima wantah mebe siap siungan mepukang, winangunurip sekarnia putih kuning kuning, mesambat betara mahadewa
WAGE : tebusin ring marga, tumpeng 1 mebe siap selem, rumbah gile raka godoh tumpi, mesambat buta maha sakti..
natar, sanggar, pertiwi, bale dll dengan banten tebusan masing2.
MENAIL: tebusin ring antapan, tumpeng putih kuning l,pepanggal ayam sekul gurih lembaran ayam luluh 25 pawitra rerakih..sambat buta bawa..
Artikel ini dikutip ,diringkas kembali secara umum dari komangputradotcom,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar